Saturday, February 17, 2007

Paradigma Pelatih Harus Dirubah

Kata pelatih sudah tidak asing lagi pada telinga kita. ya pelatih.. kata itu mengingatkan kita tentang seorang yang pandai dan menguasai tentang segala hal pada suatu cabang olahraga baik itu sepak bola, bulutangkis, tenis lapangan, dan lainya. Bahkan banyak pelatih pun mengakui akan hal itu, yaitu ia merasa telah menguasai segala seluk beluk yang berkaitan dengan cabang olahraga yang dilatihnya. Dan ironisnya, ini benar-benar terjadi di dunia olahraga khususnya di indonesia.
Lihat saja... seorang peatih sepak bola atau bulutangkis merasa ia tahu segalanya tentang sepak bola atau bulutangkis, baik itu teknik, fisik, kesehatan, kondisi fisik, gizi maupun performan pemain. sehingga sering kita jumpai dalam suatu klub besar sepak bola atau bulutanglis hanya terdapat satu atau dua pelatih merasa ia mampu membuat suatu tim yang bisa tampil dengan performan yang bagus. kalo dipikir-pikir apa itu mungkin???? atau itu hanya sifat "sombong" kebayakan pelatih yang ada diindonseia karena mungkin sebagian kecil sudah berubah.
seharusnya pelatih itu tau diri, bukanlah mustahil bagi mereka untuk mengetahui dan dapat menguasai segala hal tetang cabang olahraga itu.
sebagai gambaran bodoh saja...
kita pasti pernah lihat atau mungkin pernah bermain Play Station, contohnya sepak bola. seorang pemain yang sedang bermain play station, ibarat seorang pelatih yang akan mengendalikan strategi penempatan pemain, siapa yang akan dimainkan, teknik individu pemain dan strategi-strategi lain yang diperlukan dipermainan sepak bola. Dalam menyusun pemain serta siapa yang akan dimainkan pelatih (pemain PS) perlu informasi tentang performance setiap pemain saat itu, untuk itu, tinggal klik aja maka keadaan fisik pemain-pemain akan muncul jadi pelatih (pemain PS) tinggal memilih siapa pemain yang keadaan fisiknya baik saat itu.
Bayangkan jika pada keadaan yang nyata pada dunia persepakbolaan, maka untuk mengetahui kondisi setiap pemain pelatih harus mengadakan pemeriksaan melalui tes baik lapangan maupun laborat? pertanyaannya...?
apakah pelatih mampu melakukan itu atau cukup waktukah mereka untuk melakukan itu...?
kalau bisa diambil hikmah dari PS2, informasi kondisi pemain dengan mudah diperoleh karena memang sudah ada progran yang khusus dirancang untuk menyediakan informasi itu... jadi waktu yang dibutuhkannya semakin singkat.
Kembali ke kondisi nyata!! Sekarang... jika saja para pelatih tidak sombong, maka sebenarnya kesulitan tersebut bisa diatasi!
Untuk menyediakan informasi tentang kondisi fisik pemain, maka perlu suatu tim yang terdiri dari Phyiologis, Dokter, dan Ahli Kondisioning yang selalu memantau keadaan pemain baik secara lapanga maupun laborat, dan data yang didapat tentang kondisi pemain diberikan kepada pelatih sebagai pertimbangan dalam memainkan pemain. bukanlah ini mudah... dan mengefektifkan waktu.
selain itu.. misalnya untuk mengevaluasi teknik menyepak... haruskah pelatih mem"pelototi" satu-persatu teknik yang dilakukan pemain, baik secara langsung maupun dengan rekaman video? walaupun kadang "insting" seorang pelatih benar tentang penyebab dan apa yang harus likakukan seorang pemain agar teknik lebih tepat lagi. Tetapi pelatih tetap butuh seorang yang ahli dalam analisis gerak olahraga (Biomekanis olahrag).
Lihat saja...
Kenapa David Beckham bisa melakukan tendangan yang begitu akurat..?
Tidak lain itu karena ia selalu melakukan analisis gerakan yang dilakukan setiap bech selesai melakukan latihan, di Inggris sudah banyak ahli sports biomechanics, jadi dengan dibantu ahli tersebut Beckh berhasil memperbaiki teknik sepakannya hingga hasilnya menjadi "akurat". Ini karena faktor-faktor yang mempengaruhi hasil sepakan benar-benar terukur sehingga bagaimana sudut, kecepatan kaki, jarak kaki tumpuan dengan bola serta posisi badan? telah di analisis secara objectif dan oleh ahlinya sehingga hasil analisis itu benar-benar menjadi umpan balik yang efektif bagi Beckh.
jadi...
apakah pelatih mampu melakukan itu sendiri??
Sudah saatnya pelatih menghilangkan ke "sok tahunya" dia, Kalo tidak, olahraga prestasi tidak akan pernah berprestasi?? bahkan sepak bola akan semakin terpuruk!!
Lihat saja di Malaysia... Hanya sebuah Klub Sepak Takraw Kecil, sudah mempunya ahli Biomekanis, Fisiologis, Pelatih Fisik Sendiri, dan Ahli Gizi.
Sekarang, cepat tentukan sikap anda sebagai pelatih.. saatnya anda rubah paradigma anda